Ekonomi kian sulit, pelanggan qurban kian sepi. Para peternak di Gaza harus menerima kenyataan pahit, menjelang Idul Qurban tiba.
Palestineupdate.com— Bayangkan ketika harus melewati Idul Adha dalam blokade yang telah berlangsung lama, tak banyak yang dapat dilakukan saat Idul Qurban tiba. Dapat berqurban adalah sebuah kemewahan di tengah krisis yang melanda, itulah yang terjadi di Palestina. Kenali lebih jauh bagaimana penduduk Palestina menghadapi qurban di laman Palestine Update, portal berita Palestina hari ini yang menyajikan kabar Palestina terkini.
Hewan Tersedia, Pembeli Tak Ada

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Idul Adha tahun ini penduduk Palestina tidak hanya dihadapkan pada penjajahan dan blokade yang masih terus berjalan, ada pandemi Covid-19 yang masih mewabah dan ikut meruntuhkan ekonomi Palestina yang sudah rapuh.
Seorang pedagang sapi dan seorang pejabat pemerintah di Palestina mengatakan kepada Badan Anadolu bahwa pasar ternak mengalami permintaan yang sangat rendah, padahal para peternak memiliki cadangan hewan yang telah siap untuk disembelih. Krisis listrik yang juga dialami sangat memengaruhi kemampuan penduduk untuk menyimpan daging, karena lemari es tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
Berita Palestina: Corona Ancam Pekerja Palestina, Israel Usir Mereka Seperti Binatang
Krisis Sangat Pengaruhi Daya Beli

Di sebuah peternakan sapi di Beit Hanoun, utara Gaza, Amjad Abu Ajina menyatakan kekecewaannya atas berkurangnya daya beli di daerah Gaza yang merupakan rumah bagi lebih dari dua juta orang Palestina.
“Saya menunggu musim qurban untuk menjual ternak. Ini adalah satu-satunya sumber penghasilan bagi saya dan keluarga” katanya.
“Situasi ekonomi yang sulit di Gaza semakin menyulitkan penduduk setempat untuk membeli hewan kurban,” tambahnya.
Berita Palestina: Israel Hancurkan Perpustakaan Dan Tangkap Putra Peneliti Palestina
Banyak pelanggan saya adalah kelas pekerja, mereka tak sanggup lagi membeli hewan qurban karena pendapatan mereka ikut terpotong krisis yang terjadi. Hal ini terjadi karena sebagian roda ekonomi Gaza bergantung pada gaji bulanan yang dibayarkan oleh pemerintah di Tepi Barat. Menurut statistik resmi Palestina, tingkat pengangguran pemuda di Jalur Gaza telah mencapai angka mengkhawatirkan diangka 60 persen.
Anggota staf PA, Mohammed Ahmed, mengatakan ia tidak dapat membeli hewan qurban tahun ini karena kondisi ekonomi yang buruk di Gaza, di samping pendapatannya yang terus mengalami penurunan.
“Setiap tahun saya harus membagi dengan enam anggota keluarga saya seekor sapi, di mana setiap orang harus membayar sekitar $ 400, tetapi tahun ini sangat sulit untuk saya walaupun harga hewan qurban lebih rendah daripada tahun-tahun sebelumnya.” Ujar Ahmed
(Sumber: Middle East Monitor)
Sahabat, mari bantu ringankan beban penduduk Palestina dengan mengirimkan doa terbaik, serta dapat mengirimkan bantuan melalui:
kasihpalestina.com/campaign/qurbanpalestina
(itari/palestineupdate)