Palestineupdate.com – Penjajah Israel terus-menerus melakukan penggalian terowongan bawah tanah. Akan tetapi, pernahkah mereka memikirkan dampaknya? Tentu tidak, selagi mereka masih berstatus sebagai penjajah. Lalu, inilah cerita dari sisi lain penggalian terowongan, yang setiap harinya pribumi dikhawatirkan oleh rumah yang berisiko ambruk.
Fayyad Abu Rmeleh, warga Palestina berusia 60 tahun itu begitu khawatir bahwa suatu hari, lantai dan halaman di rumahnya akan ambruk. Setiap hari, ungkapnya, sejak pagi hingga petang, keluarga Fayyad mendengar suara penggalian dan pengeboran terowongan di bawah bangunan rumah mereka.
Penggalian tersebut dilakukan otoritas Israel yang pertama kali dimulai tahun 2000, namun tidak sampai lima tahun lalu bahwa mereka mulai menyadari kerusakan terhadap rumah mereka.
“Ini membahayakan kehidupan kami,” ungkap Abu. “Ke mana pun kami mengarahkan pandangan, kami temukan retakan-retakan baru. Kami tidak tahu berapa banyak terowongan yang berada di bawah rumah kami, tapi kami yakin setidaknya ada tiga.”
Baca Juga: Palestina Kecam Hadirnya AS di Pembukaan Proyek Terowongan Israel
Lima puluh anggota keluarga Abu Rmeleh tinggal di lingkungan Wadi Hilweh, Silwan, Yerusalem Timur, yang telah dipasarkan sebagai objek wisata “Kota Daud”, di mana beberapa orang Israel menyebut Raja Daud dari Alkitab membangun “kota asli Yerusalem” sekitar 3.000 tahun lalu.
Di bawah rumah mereka, otoritas Israel telah menggali sejumlah terowongan, mencari jejak-jejak dari era Kuil Kedua.
Bagaimanapun juga, retakan-retakan yang panjang dan bergerigi telah terbentuk di mana-mana di dalam rumahnya – di tangga, dekat jendela di kamar mandi dan ruang tamu, sementara bongkahan tembok di beberapa area telah rontok. Di luar rumah sendiri, retakan sepanjang 1,5 meter terbentang dari tanah.
Keterangan foto: Retakan dinding terlihat di dinding rumah keponakan Abu Rmeleh. (Sumber. Aljazeera)
Akan tetapi, rumah keponakannya – berlokasi di bangunan yang sama, adalah yang paling terdampaki. Dirinya dipaksa pindah bersama istri dan lima anaknya pada awal tahun 2018, karena tanah yang semakin rapuh dan hampir tidak bisa menahan dinding.
Keterangan foto: Abu Rmeleh menunjukkan lubang di lantai rumah keponakannya yang menuju ke sebuah terowongan. (Sumber. Aljazeera)
“Saya selalu ketakutan, saya selalu khawatir. Saya meminta anak-anak untuk tidak banyak menghabiskan waktu (bermain) di halaman atau banyak berlari, karena lantai yang berpotensi ambruk kapan pun,” ungkap Umm Jihad, istri dari Abu.
Penduduk Palestina di Silwan sudah bertahun-tahun digelisahkan oleh kerusakan rumah mereka, yang diakibatkan oleh penggalian bawah tanah Israel. (kimikim/palestineupdate)