Ads - After Header

Para Penghafal Quran, Jadi Pelipur Lara di Tengah Blokade

palestineupdate.com – Terkepung blokade Israel dan tidak bisa melihat dunia luar, begitulah situasi yang dialami rakyat Palestina. Sedih dan menderita adalah hal yang sudah pasti dirasakan oleh warga Palestina. Namun, di tengah kesedihan itu, warga Palestina memiliki para penghafal Quran yang menjadi pelipur lara bagi mereka. Bagaimanakah kisah para penghafal quran di Palestina? Simak kabar palestina terkini selengkapnya di laman Palestine Update!

Penghafal Quran Tunanetra dari Gaza

Puluhan ribu warga Palestina di Jalur Gaza menemukan ketentraman dalam mempelajari Al-Quran. Salah satu penghafal Quran di Gaza adalah Kareema Abu Shahma. Terlahir tunanetra tidak membuat Abu Shahma patah semangat dalam menghafal Quran.

Di tengah kekurangannya, Abu Shahma menjadikan pendengaran sebagai kelebihannya. Pendengaran Abu Shahma sangatlah tajam. Ia mampu menghafal Quran dengan huruf braile dalam kurun waktu 5 tahun.

Abu Shahma mengaku, bukanlah pribadi yang kuat. Ketika tidak ada yang menerimanya karena terlahir tunanetra, menghafal Quran menjadi kekuatannya.

“Ketika saya menghafal Al-Quran, orang-orang mulai menghormati saya sebagai tunanetra. Sekarang semua orang tahu siapa saya dan apa yang bisa saya lakukan,” ujar Abu Shahma dikutip dari Al-Jazeera.

Bagi Abu Shahma, tiada hari tanpa membuka Al-Quran Ia memulai dan mengakhiri harinya dengan membaca Al-Quran.

Setiap hari, Abu Shahma membaca kembali seperempat dari total halaman Al-Quran, untuk memastikan hafalannya masih sempurna.

Setelah menjadi hafiza (penghafal Quran), Abu Shahma menjadi orang yang dihormati di lingkungannya. Banyak anak-anak yang ingin belajar menghafal Quran dengannya.

Di Khan Younis, Abu Shahma membimbing 25 gadis dalam menghafal Al-Quran. Para gadis ini bersiap untuk mengikuti ujian agar memperoleh gelar Hafiza. Hafalan mereka diuji oleh perwakilan dari Wakaf Islam (Islamic Trust).

Mereka duduk membentuk lingkaran kecil. Salah satu murid membaca ayat Al-Quran, sementara temannya mengecek tulisan yang ada di Al-Quran, memastikan tidak ada bacaan yang salah.

Abu Shahma telah banyak mengasuh siswa yang ingin menjadi penghafal Quran. Di bawah asuhannya, 80 siswa telah memperoleh gelar hafiz/hafiza. Sejak tahun 2006, Wakaf Islam Gaza telah mencatat hampir 40.000 penghafal Quran yang baru terdaftar.

Potret kegiatan menghafal Al-Quran di Gaza (Dok. Iqna)

Al-Quran Memberikan Kenyamanan Bagi Warga Palestina

Bertahun-tahun dikepung oleh Israel, banyak warga Gaza yang ingin lebih mempelajari dan menghafal Al-Quran untuk mengatasi perasaan terisolasi dan putus asa. Perasaan ini sering datang seiring terputusnya mereka dengan dunia luar.

Tak heran, lantunan ayat-ayat Al-Quran selalu terdengar dimana-mana, terutama ketika Ramadhan tiba. Radio di Palestina sering memperdengarkan lantunan ayat suci Al-Quran.

Pemuda Gaza memang sangat bersemangat menjadi penghafal Al-Quran. Ratusan pemuda Gaza ikut dalam kamp harian Ramadhan untuk membantu hafalan Quran mereka menjadi lebih baik.

Warga Palestina menjadikan Al-Quran sebagai pegangan di tengah hidup yang serba sulit. Krisis listrik, hingga kekhawatiran akan krisis kemanusiaan selalu membayangi mereka.

Namun, kehadiran penghafal Quran yang semakin banyak di Gaza, menjadikan duka mereka sedikit terobati. Warga Palestina kini menemukan kenyamanan saat menghafal Al-Quran.

“Al-Quran memberi kami kenyamanan. Kami hidup dalam kondisi yang buruk, di bawah tekanan. Al-Quran mengajari kami kesabaran,” kata Zakariya Alzemly, Profesor Ilmu Al-Quran dan Perbandingan Agama di Universitas Islam di Gaza. (Siti Hafadzoh/palestineupdate)

Sumber: Aljazeera

Also Read

Bagikan:

PU Official

Kabar Palestina Terkini Bisa Anda Cari Disini

Tags

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer