Masjid Al-Aqsha telah menjadi pusat ilmu pengetahuan sejak berabad-abad yang lalu.
palestineupdate.com – Selain menjadi tempat suci ketiga bagi umat Islam, Masjid Al-Aqsha juga telah menjadi pusat peradaban, ilmu pengetahuan dan pusat belajar Al-Quran. Banyak anak Palestina hingga luar negara belajar di sana. Bagaimana sejarahnya hingga Masjid Al-Aqsha menjadi pusat sekolah Palestina dan pusat pendidikan Palestina terkemuka? Simak informasi selengkapnya hanya di laman Palestine Update, portal berita Palestina terkini.
Masjid Al-Aqsha Sebagai Pusat Belajar Al-Quran

Perkembangan pusat belajar Al-Quran di Palestina, tidak terlepas dari sekolah Al-Iqraa yang berdiri di daerah Levant al-Sham. Dilansir dari Tempo, daerah Levant sendiri mencakup Suriah, Yordania, Palestina (termasuk Masjid Al-Aqsha sebagai salah satu pusat pengajarannya), dan wilayah Palestina yang diduduki Israel. Dari sekolah Al-Quran ini, pengetahuan mengenai kitab suci umat Islam itu semakin terkenal hingga ke negara-negara lain.
Kemudian Masjid Al-Aqsha menjadi satu-satunya lembaga ilmiah terbesar di wilayah Al-Quds. Tak hanya sekadar masjid tempat beribadah, tetapi Al-Aqsha telah menjelma menjadi sekolah tempat belajar ilmu fiqih, hadis dan Al-Quran. Kendati pusat pendidikan Palestina ini sempat meredup pasca dikuasai Tentara Salib, kejayaan sekolah Palestina kembali kuat pada masa Salahuddin Al-Ayyubi. Kemudian saat berada dalam kekuasaan Dinasti Mamluk dan Ottoman.
Berita Palestina: Kota Tertua di Dunia, Ada di Palestina Loh!
Berbondong-bondong Belajar di Masjid Al-Aqsha
Sebagai pusat pendidikan Palestina yang berkualitas, Masjid Al-Aqsha menjadi tempat yang “wajib” dikunjungi terutama selama ibadah haji berlangsung. Para anak Palestina dan siswa dari negara-negara lain berbondong-bondong untuk belajar kepada para ulama, yang tinggal di Al-Quds.
Sejumlah ulama dan pengajar Al-Quran di Masjid Al-Aqsha yang memiliki sanad di antaranya adalah Shahabuddin Ahmed bin Mohammed bin Mughith Alandalusi, Syekh Othman bin Abdullah bin Abdul Rahman Abu Omar al-Jabrati dan kepala pengajar di Al-Quds; Syekh Shihabuddin Ahmed putra dari Syekh Syams al-Din Muhammad bin Mohammed bin Hussein al-Awtari Al-Shafei, yang kemudian meninggal pada tahun 1469 M.
Jejak Ulama di Masjid Al-Aqsha

Sejarah telah mencatat, beberapa ulama masyhur belajar, menetap hingga wafat di Masjid Al-Aqsha di antaranya adalah Imam al-Nasai, ulama hadis yang menulis “Alsunn Alkubraa Walsughraa” yang belajar dan melafazkan Al-Quran di Masjid Al-Aqsha. Selanjutnya ada Imam al-Razi yang mengajar Al-Quran di Masjid Ash-Shakhrah atau Kubah Batu dan telah menghasilkan murid yang menjadi ulama dan imam besar.
Tradisi ilmiah yang berkembang di wilayah Al-Quds dan kebiasaan mengunjungi Masjid Al-Aqsha berdampak pada masa tinggal para ulama. Silih bergantinya ulama yang datang, terutama para peziarah dari Maroko memanfaatkan momentum haji untuk dapat mendatangi Masjid Al-Aqsha. (itari/palestineupdate)
Sumber: Aqsa Pedia